Jumat, 25 November 2016

Keterampilan Dasar Mengajar


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
          Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru ataupun dosen yaitu: 1) menguasi materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk ke dalam aspek nomer 2 yaitu cara membelajarkan siswa.                                                    
         Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru ataupun dosen, karena mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.           Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru ataupun dosen agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru ataupun dosen dalam melakasanakan tugasnya.
B.   Urgensi Keterampilan Dasar Mengajar
   Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas peserta didik sulit memahami materi yang disampaikannya. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiens. Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama. Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara bagaimana menyampaikan materi secara tepat.
Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan mereka.
Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau penerusan pengetahuan. Mengajar  merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru ataupun dosen. 
Kompetensi dasar mengajar dalam makalah merupakan pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik. Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran.                               

C.   Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar
       1.  Keterampilan Bertanya
         Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para pendengar, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian dan perlu dipertanyakan.                         
                  Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomi Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), pemahaman (comprehension question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintesis (synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question). Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
a)      Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik
b)      Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
c)      Menggalakkan penerapan belajar aktif
d)     Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri
e)      Menstrukturkan tugas-tugas sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal
f)       Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
g)      Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran
h)      Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang informasi yang diberikan.
i)        Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir
j)        Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru
k)      Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi
l)        Menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada siswa.
       2.  Keterampilan Memberikan Penguatan
          Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non-verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback). Penguatan juga merupakan respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. 
           Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau respons terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain. Respons tersebut ada yang positif dan ada yang negatif.                                                                     
         Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Adapun komponen jenis-jenis penguatan yang dapat digunakan oleh guru adalah sebagai berikut:
a.       Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-kata / kalimat  yang diucapkan seperti: bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamu cerdas, setuju, ya, betul, tepat dan lain sebagainya.
b.      Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka yang memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural dapat berupa tepuk tangan, acungan jempol, anggukan tersenyum, dan sebagainya.
c.       Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru kepada peserta didik dengan cara mendekatinya.
d.      Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru dengan cara menyentuh peserta didik.
e.       Penguatan dengan memberi kegiatan yang menyenangkan.
f.       Penguatan berupa tanda. Adakalanya guru memberikan penilaian kepada peserta didik yang berupa symbol-simbol atau benda-benda.
       3. Keterampilan Mengadakan Variasi
          Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.  Prinsip penggunaan variasi antara lain sebagai berikut:
·      Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
·      Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
·      Direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
         Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok/komponen, yaitu:
a.       Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi: penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan atau kebisuan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan, mimik, dan pergantian posisi guru dan gerak guru dalam kelas.
b.      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indra yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat dan diraba.
c.       Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
       4. Keterampilan Menjelaskan
          Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk itu ada hubungan yang satu dengan yang lain misalnya antara sebab dan akibat atau definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan ciri utama kegiatan guru dalam interaksi dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru cenderung lebih mendemonisasi pembicaraan guru harus optimal sehingga bermakna bagi murid.                   Penyajian penjelasan harus didasari prinsip-prinsip yaitu; (a) adanya relevansi antara penjelasan dengan tujuan pembelajaran, (b) sesuai dengan keperluan, (c) mengingat latar belakang dan kemampuan siswa,  (d) diberikan secara spontan atau sesuai dengan rencana yang telah disiapkan, dan (e) isi penjelasan bermakna bagi siswa.                                                           
            Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Tujuan memberikan penjelasan adalah sebagai berikut:   
a)      Membimbing murid agar mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip serta objektif dan bernalar
b)      Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
c)      Untuk mendapatkan feedback dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman murid
d)     Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan mendapatkan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.          
       Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.         Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan siswa dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti “e”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnya”, “biasanya”, “seringsekali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimegerti oleh anak.
b.         Penggunaan contoh dan ilustrasi.
c.         Pemberian tekanan. Dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
d.        Penggunaan balikan. Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan itu diberikan.
       5.  Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
          Membuka pelajaran ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar.                                                                                                             
      Membuka pelajaran dapat diartikan dengan aktivitas guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan atensi siswa agar terpusat terhadap apa yang akan dipelajari. Menutup pembelajaran adalah aktivitas guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Hal ini terkait dengan pemberian gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari murid, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran meliputi:
a.        Membuka Pelajaran
        Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
(1)    Menarik perhatian siswa
     Cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa   antara lain sebagai berikut:
·      Gaya mengajar guru
·      Penggunaan alat bantu mengajar
·      Pola interaksi yang bervariasi.
(2)    Menimbulkan motivasi
       Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, diantaranya sebagai berikut:
·      Bersikap hangat, ramah, antusias, bersahabat, dan sebagainya. Hal ini dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
·      Menimbulkan rasa ingin tahu dengan melontarkan ide yang bertentangan dengan menyelesaikan masalah atau kondisi diri dari kenyataan sehari-hari.
·      Memerhatikan minat siswa.
(3)    Memberi acuan (structuring)
        Memberi acuan merupakan usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif  yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang harus dipelajari. Untuk itu, cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
·      Mengemukakan tujuan dan batas tugas
         Hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu dan batas tugas yang dikerjakan siswa.
·      Menyarankan langkah-langkah yang dilakukan
   Tujuan dari cara ini adalah agar dalam pelajaran, siswa terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan.
·      Mengingatkan masalah pokok yang dibahas
    Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain. Selain itu tunjukkan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
·      Mengajukan pertanyaan
     Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
(4)      Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Guru mengaitkan atau menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi pelajaran yang lalu. Dengan cara demikian rangkaian pelajaran akan menjadi satu keseluruhan yang utuh. Prinsip semacam ini juga penting untuk menghindari apa yang disebut dengan retroactive inhibition, yaitu hambatan yang disebabkan karena materi baru yang dipelajari mengacaukan materi lama sedemikian rupa sehingga satupun dari materi itu akhirnya tidak ada yang bisa diingat.
b.         Menutup Pelajaran
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah:
(1)      Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
(2)      Mengevaluasi, bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain sebagai berikut:
·      Mendemonstrasikan keterampilan
·      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
·      Mengeksplorasi pendapat siswa sendiri
·      Memberikan soal-soal tertulis.
       6.  Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
          Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.    Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi, termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut:
a.       Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
b.      Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
c.       Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna, 2006:80).
          Sedangkan komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi adalah sebagai berikut:
a.         Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. Caranya  sebagai berikut:
·      Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
·      Kemukakan masalah-masalah khusus
·      Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
·      Rangkum hasil pembicaraan diskusi
b.         Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat. Caranya sebagai berikut:
·      Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
·      Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
·      Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas.
c.         Menganalisis pandangan/pendapat siswa
         Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut:
·      Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat.
·      Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati.
d.        Meningkatkan usulan siswa. Aspek-aspek yang dapat dilakukan yaitu:
·      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menentang siswa untuk berpikir
·      Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
·      Memberikan waktu untuk berpikir
·      Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian.
e.         Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. Aspek-aspek yang dapat dilakukan yaitu:
·      Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana
·      Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa pendiam terlebih dahulu.
·      Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan
·      Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan.
f.        Menutup diskusi. Aspek-aspek yang dapat dilakukan yaitu:
·      Dengan bantuan guru, para siswa membuat rangkuman hasil diskusi
·      Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi
·      Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai.
Hal-hal yang harus dihindari yaitu:
·      Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan
·      Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi
·      Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang tidak relevan
·      Membiarkan siswa enggan berpartisipasi
·      Tidak memperjelas atau mendukung uraian piket siswa
·      Gagal mengakhiri secara efektif.
       7.  Keterampilan Mengelola Kelas
          Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, perlu diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, juga bersifat represif yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Komponen keterampilan mengelola kelas ini pada dasarnya terbagi menjadi dua:
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini meliputi:
1)  Menunjukkan sikap tanggap
            Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan oleh guru untuk membuktikan bahwa ia ada bersama dengan para siswanya, memberikan perhatian, sekaligus mengontrol kepedulian siswa. Sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara saksama, gerak mendekati, memberi pernyataan serta memberikan reaksi atas gangguan siswa dalam bentuk teguran.
2)  Membagi perhatian
            Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama dengan cara:
·      Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan dan kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual.
·      Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.
            3) Memusatkan perhatian kelompok
       Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan jika guru mampu memusatkan perhatian siswa untuk melakukan tugas secara  berkelompok atau bekerja sama. memusatkan perhatian dapat dilakukan dengan cara:
·      Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat situasi tentang suatu hal sebelum menyampaikan materi.
·      Menuntut tanggung jawab atas keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan, baik dalam melaporkan hasil kerja kelompok, memperagakan sesuatu maupun memberi tanggapan.
            4)  Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
        Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak kebingungan.
            5)  Menegur
        Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa sehingga mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas, guru hendaknya memberikan teguran dengan memerhatikan teguran dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
·      Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
·      Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan
·      Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih berkepanjangan.
            6)  Memberi penguatan
       Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu atau tidak melakukan tugas, penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul.
b.    keterampilan yang berhubungan dengan pembalikan kondisi belajar yang optimal.
1)   Modifikasi perilaku
       Modifikasi perilaku menurut Bootzin merupakan usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. Dalam perspektif behaviorisme modifikasi perilaku didefinisikan sebagai penggunaan secara sistematis teknik conditioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut.                                         
2)   Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok.
3)   Memperlancar terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas. Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
4)   Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Seorang guru harus memaksimalkan untuk memecahkan masalah tersebut dengan seperangkat cara untuk mengendalikan perilaku siswa tersebut.
       8.  Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
          Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai:
a.    Organisator kegiatan belajar mengajar.
b.    Sumber informasi bagi siswa.
c.    Pendorong bagi siswa untuk belajar.
d.   Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
e.    Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
f.     Pembimbing kegiatan belajar siswa (konselor)
g.    Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa lainnya, ini berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama sebagaimana siswa lain melakukannya.
          Ada empat komponen yang perlu dikuasai guru untuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan, yakni:
a)    Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.                 
       Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Suasana ini dapat diciptakan dengan cara:
·      Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa.
·      Memberikan respons positif terhadap pikiran siswa
·      Membangun hubungan saling mempercayai
·      Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan mengambil alih atau mendominasi tugas siswa.
·      Mendengarkan secara simpati
·      Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
·      Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
           b)   Keterampilan mengorganisasi
       Keterampilan yang diperlukan dalam peran guru sebagai organisator selama pelajaran berlangsung adalah:
·      Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang akan dipecahkan secara jelas.
·      Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan, dan waktu.
·      Membentuk kelompok yang tepat pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
·      Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta penggunaan materi dari sumber sehingga dapat memberikan bantuan dengan tepat.
·      Membagi-bagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa sehingga guru siap datang membantu siapa saja yang memerlukannya.
·      Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil dan kesimpulan dari kegiatan.
           c)    Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
       Keterampilan ini diperlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami  frustasi. Adapun beberapa keterampilan yang menunjang adalah:
·      Memberikan penguatan
·      Mengembangkan supervise proses awal, yang dikerjakan dengan tujuan melihat apakah siswa sudah bekerja sesuai dengan arah, memberi bantuan bila diperlukan, dan sebagainya.
·      Mengadakan supervise proses lanjut, dikerjakan setelah kegiatan berjalan lama, dan sifatnya selektif. Interaksi yang muncul dapat berupa memberikan bimbingan tambahan, melibatkan diri sebagai peserta untuk memotivasi siswa, dan memimpin diskusi.
·      Mengadakan supervise pemaduan, dikerjakan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana tujuan telah dapat dicapai dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman, dan pemantapan. Pada akhirnya siswa dapat saling belajar serta memperoleh wawasan yang menyeluruh tentang kegiatan tersebut.
d)   Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
       Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Untuk itu guru harus mampu membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang tepat bagi setiap siswa dan kelompok serta mampu melaksanakannya. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar ini mencakup:
·      Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran
·      Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa
·      Berperan sebagai penasihat bagi siswa bila perlu
·      Membantu menilai pencapaian dan kemajuan diri.
         Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan yang cukup kompleks dan memerlukan penguasaan keterampilan-keterampilan sebelumnya, yakni keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, dan membimbing diskusi kelompok kecil. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh pengetahuan, kemampuan, kreativitas, serta hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.




image

'Arabiyah Yes

Blogger & Student

Hanya seorang manusia biasa yang mencoba menekuni dunia blogging dan mempelajari bahasa Arab.

0 komentar:

Posting Komentar