Home » Archives for 2016
Senin, 28 November 2016
Istima', Maharah
'Arabiyah Yes
23.32
Bahasa Arab adalah bahasa yang abadi hinggi hari kiamat, karena bahasa Arab adalah bahasa al-Qur'an,,untuk itu mempelajari bahasa arab merupakan hal yang penting. bahasa arab terbagi menjadi empat maharah, yaitu maharah istima klik ini
Kalam, Maharah
'Arabiyah Yes
23.20
كسوف
الشمس في إندونيسيا
الإسم : نيلى هممي
رقم جلوس:
2022114048
حدث كسوف الشمس حينما موقع القمر يقع بين الأرض والشمس حتى يغلق القمر
بعض نور الشمس او كل نور الشمس. إذا يغلق القمر بعض نور الشمس يسمى
بكسوف الشمس الجزئي. وإذا يغلق القمر كل
نور الشمس يسمى بكسوف الشمس
الكلي. كما عرفنا جميعا ، حدث كسوف الشمس الكلي بإندونيسيا في التاريخ التاسع من
مارس سنة ألفين وستة عشر الماضي. وحدث كسوف الشمس الكل في بعض دائرة بإندونيسيا
كمثل في فالو، بغكا بليتوع، وترنت، وهلماهرا، وفلمباع وغير ذلك.
ومجتمع في زمن يوناني القديم، هم يصدقون أن كسوف الشمس هي علامة الخطر
وعلامة الساعة وآلهة يغضب معهم.
وأما مجتمع الصين القديم، هم يصدقون بأن كسوف الشمس هي علامة الساعة
وهم يظنون أن كسوف الشمس تقع بسبب بلع تنير الشمس.
لكن الإسلام يدفع قول وفكرة
الجاهلون . الإسلام يعتقد أن كسوف الشمس هي اية من آيات الله و تدل على عظمة الله
.
كما قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ
يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلاَ لَحِيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْ عُوا اللهَ
وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ .
المهم هو الإسلام يدفع و تبين وتثبت بأن قول وفكرة الجاهلون ليس قول
وفكرة حسنة لكنه خطاء وضلال أبدا.وجب علينا أن نصلى ويدعو حينما يقع كسوف الشمس أو
الكسوف القمر. ثم يشكر و يتذكر وتقرب إلى الله تعالى.
Kalo ada yang salah mohon dibenarkan ya gaesssss,
Jumat, 25 November 2016
Maharah, Qiroah
'Arabiyah Yes
07.41
أسرتي
أنا محمد أنا
تلميذ فى المدرسة المتوسطة الإسلامية
أنا أذهب الى
المدرسة كل يوم مع أختى الصغيرة
عندى أسرة
صغيرة، هذا أبى إسمه يوسف هو مدرس اللغة العربية
وهذه أمى
إسمها عائشة هى ربه البيت، هى من جاكرتا
عندى أخت
صغيرة أيضا. هى تلميذه فى المدرسة الإبتدائية، إسمها حسنة
أختى تذهب
الى المدرسة كل يوم معى بالدراجة
عندى أيضا جد
وجدة، إسم جدى مروان وإسم جدتى صالحة.
Mufrodat
'Arabiyah Yes
07.23
MUFRODAT TENTANG KELUARGA
Murid
(lk)
|
تلميذ
|
Murid
(Pr)
|
تلميذة
|
Keluarga
|
أسرة
|
Bapak
|
أب
|
Ibu
|
أم
|
Nama
|
إسم
|
Saudara
(lk)
|
اخ
|
Saudara
(pr)
|
أخت
|
Kakek
|
جد
|
Nenek
|
جدة
|
Kajian Bahasa
'Arabiyah Yes
04.26
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DILALAH
Dilalah dari segi bahasa berasal dari bahasa arab, yakni daala-yadulu-dilalah
yang artinya petunjuk atau yang menunjukan. Dilâlah
(penanda) dalam bahasa arab ad-Dilâlah jika diartikan dari sisi etimologi adalah
al-Hidâyah (petunjuk). Sedangkan menurut istilah, dilâlah merupakan suatu
proses pencarian makna dari al-dâl (penunjuk) kepada al-madlûl (objek yang
ditunjuk). Dalam kitab Syarh al-Quwaisiny
‘ala Matn al-Sulam fi al-Manthiq telah
diterangkan
الدلالة : كون أمر بحيث يفهم منه أمر اخر سواء فهم بالفعل أم لا، والأمر الأول
دال، والثاني مدلول.
Dilalah adalah memahami sesuatu dari sesuatu yang lain, baik pemahaman itu dengan perbuatan ataupun tidak dengan perbuatan. Sesuatu yang
pertama disebut Al-dall (petunjuk, tanda, penerang atau yang memberi
dalil), dan segala sesuatu yang kedua disebut madlul (yang ditunjuk atau
yang diterangkan). Sedangkan menurut Abi Hilal al-Askari
mendefinisikan dilalah sebagai berikut :
الدلالة مايؤدي النظر فيه الى
العلم
Dilalah adalah satuan fenomena yang teramati
dalam membentuk pengetahuan ilmiah
Contoh :
a. Adanya asap di balik bukit,
berarti ada api dibawahnya.
Dalam hal
ini asap disebut dal atau dalil (yang menunjukan atau Petunjuk.
Sedangkan api disebut madlul (yang
ditunjuk atau yang diterangkan).
b. Terdengar raungan harimau di suatu semak
adalah dilalah (petunjuk atau tanda)
bahwa
adanya harimau di dalam semak tersebut. Suara raungan harimau disebut
dal atau dalil
(yang menunjukan atau petunjuk), sedangkan adanya harimau
disebut madlul
(yang ditunjuk atau yang diterangkan).
B. MACAM-MACAM DILALAH
والدال
ينقسم إلى غير لفظ، وإلى لفظ
Dilalah / Dalalah terbagi menjadi dua macam yaitu Dilalah ghoiru
lafdziyah dan Dilalah
Lafdziyah .
1. Dilalah Ghairu Lafzhiyah
ماكان الدال فيها غير لفظ او صوت
Dilalah ghairu lafzhiyah adalah
petunjuk yang bukan berupa kata-kata atau suara.
Dilalah Ghairu Lafdziyah terbagi menjadi tiga macam:
·
Dilalah Ghairu
Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu
ما كان الدال فيهاعقلا
Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata-kata atau suara yang berupa pemahaman
melalui akal pikiran (rasional).
Contoh:
(a) Berubahnya alam semesta
menjadi dilalah (menunjukkan) bahwa alam adalah sesuatu yang baru.
Dengan dalil bahwa tiap alam itu berubah, dan
tiap yang berubah itu adalah hal yang baru. Dan sesuatu yang baru itu diawali
dengan tidak ada.
(b) Hilangnya
barang-barang di rumah menjadi dilalah adanya pencuri yang mengambil.
(c) Terjadinya
kebakaran di gunung menjadi dilalah bagi adanya orang yang membawa api ke sana.
·
Dilalah Ghairu
Lafzhiyah Thabi’iyah, yaitu
ما كان الدال فيها عرضا طبيعيا
Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata atau suara yang berupa sifat
alami atau
spontanitas (tanpa berpikir dahulu).
Contoh:
(a) Wajah cerah menjadi dilalah bagi hati yang
senang.
(b) Menutup hidung menjadi dilalah bagi
menghindarkan bau kentut dan
sebagainya.
(d) Merahnya
wajah menjadi dilalah bahwa orang itu sedang marah atau
Malu. Maksudnya, yang menentukan demikian itu
adalah bukan akal tetapi tabiatnya memang demikian.
·
Dilalah Ghairu
Lafzhiyah Wadh’iyah
Dilalah
(petunjuk) bukan berupa kata atau suara yang dengan sengaja dibuat oleh manusia
untuk suatu isyarat atau tanda berdasarkan kesepakatan. Maksudnya yang
menentukan bukanlah akal dan bukan tabiat manusia, tetapi memang sengaja
dibuat oleh sekelompok manusia.
Contoh:
(a) Secarik
kain hitam yang diletakkan di lengan kiri orang Cina adalah dilalah bagi
kesedihan/duka cita, karena ada anggota keluarganya yang meninggal.
(b) Bendera
kuning dipasang di depan rumah orang Indonesia pada umumnya, menggambarkan
adanya keluarga yang meninggal.
(c) Menganggukan kepala (orang Indonesia) menunjukkan “ iya”
(bersedia/menyetujui), sedangkan menggelengkan kepala menunjukkan ‘tidak” (menolak).
2. Dilalah Lafzhiyah
كان
الدال فيها لفظا او صوتاما
Dilalah lafzhiyah adalah Petunjuk yang berupa kata atau suara.
Dilalah ini terbagi menjadi tiga bagian :
·
Dilalah
Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu
ما كان الدال فيها عقلا
Dilalah (petunjuk) yang dilalah (tanda) yang berdasarkan akal pikiran
(rasional).
Contoh:
(a) Suara
teriakan di tengah hutan menjadi dilalah bagi adanya manusia di
sana.
(b) Suara
teriakan ‘Maling’ di sebuah rumah menjadi dilalah bagi adanya
maling yang sedang melakukan pencurian.
·
Dilalah
Lafzhiyah Thab’iyah, yaitu
ما كان الدال فيها عرضا طبيعيا .
Dilalah (tanda) yang besifat alamiah atau pembawaan.
Contoh :
(a) Suara “aduh” (rintian) menunjukkan rasa sakit .
(b) Suara “Waw” menujukkan rasa terkejut.
·
Dilalah
Lafzhiyah Wadh’iyah, yaitu
ما كان الدال فيها وضعا اصطلاحا
Dilalah (petunjuk) yang berupa
kata yang ditunjukkan untuk suatu makna tertentu.
Dan dengan sengaja dibuat oleh
manusia untuk suatu isyarat atau tanda (apa saja) berdasarkan kesepakatan
bersama.
Contoh:
(a) Petunjuk
lafadz (kata) kepada makna (benda) yang disepakati:
(b) Orang
Sunda, misalnya sepakat menetapkan kata Cau menjadi dilalah bagi Pisang.
(c) Orang
Jawa, misalnya sepakat menetapkan kata Gedang menjadi dilalah bagi Pisang.
(d) Orang
Inggris, misalnya sepakat menetapkan kata Banana menjadi dilalah bagi
Pisang.
Dilalah (tanda) yang menjadi obyek pembahasan dalam ilmu mantiq adalah Dilalah
Lafzhiyah Wadh’iyyah (tanda yang berbentuk kata yang bersifat
penetapan).
C. MACAM-MACAM DILALAH LAFDZIYAH WADH’IYAH
Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah dibagi menjadi tiga:
1.
Dilalah
Lafzhiyah Wadh’iyah Muthabaqiyah, yaitu
دلالة اللفظ على تمام معناه
الموضوع له
Dilalah lafadz (petunjuk kata) pada makna secara keseluruhan.
Contoh:
(a) Kata rumah memberi petunjuk
(Dilalah) kepada bangunan lengkap yang terdiri dari dinding, jendela, pintu,
atap dan lainnya, sehingga bisa dijadikan tempat tinggal yang nyaman. Jika
anda menyuruh seorang tukang membuat
rumah, maka yang dimaksudkan adalah rumah secara keseluruhan , bukan hanya
dindingnya atau atapnya saja.
(b) Seorang murid bertanya kepada
gurunya : “ Pak, rokok itu apa? “
Pak guru menjawab : “ Rokok ialah tembakau yang digulung dengan kertas. “
Rokok diartikan dengan tembakau yang digulung dengan kertas, adalah tepat
dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Tadhammuniyah, yaitu
دلالة اللفظ على جزء معناه الموضوء له
Dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada bagian-bagian maknanya, artinya hanya sebagian dari lafadz saja,bukan secara keseluruhan.
Contoh:
(a) Jika anda, misalnya menyuruh
tukang memperbaiki rumah maka yang anda
maksudkan bukanlah seluruh rumah, tetapi bagian-bagiannya yang rusak saja.
(c) Jika anda
meminta dokter mengobati badan anda, maka yang dimaksudkan
adalah bagian yang sakit saja.
3. Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Iltizamiyah, yaitu
دلالة اللفظ على شيء خارج عن معناه لازم له
Dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada sesuatu yang di luar makna lafadz
yang disebutkan, yang merupakan keharusan bagi sesuatu tersebut.Dapat
juga dikatakan sesuatu di luar kandungan maknanya, tetapi terikat amat erat terhadap
makna yang dikandungnya.
Contoh: Seorang anak bertanya pada
ibunya : “Bu, sambal itu apa?”
Ibunya menjawab : “sambal Itu suatu yang pedas yang menambah
enaknya makanan. “kata sambal”
diartikan “pedas” itu kurang tepat
dengan keadaan yang sebenarnya. Tapi pedas itu pasti ada pada
sambal.
Pengertian sambal artinya lombok/cabai/merica dan bahan-bahan lain (seperti garam, terasi, dan
lain-lain) yang diulek (dilembutkan dengan alat khusus untuk membuat sambal). Dan semua
makanan yang ada lombok/cabai atau mericanya tentu pedas. Jadi adanya cabai atau
merica itu memastikan adanya pedas.
Langganan:
Postingan (Atom)