Jumat, 25 November 2016

Dilalah dan Macam-macamnya dalam Ilmu Mantiq

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DILALAH
        Dilalah dari segi bahasa berasal dari bahasa arab, yakni daala-yadulu-dilalah yang artinya petunjuk atau yang menunjukan. Dilâlah (penanda) dalam bahasa arab  ad-Dilâlah jika diartikan dari sisi etimologi adalah al-Hidâyah (petunjuk). Sedangkan menurut istilah, dilâlah merupakan suatu proses pencarian makna dari al-dâl (penunjuk) kepada al-madlûl (objek yang ditunjuk). Dalam kitab Syarh al-Quwaisiny ‘ala Matn al-Sulam fi al-Manthiq telah  diterangkan
الدلالة : كون أمر بحيث يفهم منه أمر اخر سواء فهم بالفعل أم لا، والأمر الأول دال، والثاني مدلول.
      Dilalah adalah memahami sesuatu dari sesuatu yang lain, baik pemahaman itu dengan perbuatan ataupun tidak dengan perbuatan. Sesuatu yang pertama disebut Al-dall (petunjuk, tanda, penerang atau yang memberi dalil), dan segala sesuatu yang kedua disebut madlul (yang ditunjuk atau yang diterangkan). Sedangkan menurut Abi Hilal al-Askari mendefinisikan dilalah sebagai berikut :
الدلالة مايؤدي النظر فيه الى العلم
Dilalah adalah satuan fenomena yang teramati dalam membentuk pengetahuan ilmiah
Contoh :  a.  Adanya asap di balik bukit, berarti ada api dibawahnya.
                    Dalam hal ini asap disebut dal atau dalil (yang menunjukan atau Petunjuk.
                    Sedangkan api disebut madlul (yang ditunjuk atau yang  diterangkan).
                b. Terdengar raungan harimau di suatu semak adalah dilalah (petunjuk atau tanda)
                    bahwa adanya harimau di dalam semak tersebut. Suara raungan harimau disebut
                    dal atau dalil (yang menunjukan atau  petunjuk), sedangkan adanya harimau
                    disebut madlul (yang ditunjuk  atau yang diterangkan).
B.   MACAM-MACAM DILALAH
والدال ينقسم إلى غير لفظ، وإلى لفظ    
       Dilalah / Dalalah terbagi menjadi dua macam yaitu Dilalah ghoiru lafdziyah dan Dilalah  
       Lafdziyah  .
1.    Dilalah Ghairu Lafzhiyah
ماكان الدال فيها غير لفظ او صوت
       Dilalah ghairu lafzhiyah adalah petunjuk yang bukan berupa kata-kata atau  suara.
       Dilalah Ghairu Lafdziyah terbagi menjadi tiga macam:
·       Dilalah Ghairu Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu
ما كان الدال فيهاعقلا
      Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata-kata atau suara yang berupa pemahaman
      melalui akal  pikiran  (rasional).
      Contoh:
(a)   Berubahnya alam semesta menjadi dilalah (menunjukkan) bahwa alam adalah sesuatu yang baru.
Dengan dalil bahwa tiap alam itu berubah, dan tiap yang berubah itu adalah hal yang baru. Dan sesuatu yang baru itu diawali dengan tidak ada.
(b)   Hilangnya barang-barang di rumah menjadi dilalah adanya pencuri yang mengambil.
(c)   Terjadinya kebakaran di gunung menjadi dilalah bagi adanya orang yang membawa api ke sana.
·         Dilalah Ghairu Lafzhiyah Thabi’iyah, yaitu
ما كان الدال فيها عرضا طبيعيا
     Dilalah (petunjuk) yang bukan berupa kata atau suara yang berupa sifat alami atau
     spontanitas (tanpa berpikir dahulu).
     Contoh:
(a)  Wajah cerah menjadi dilalah bagi hati yang senang.
(b)  Menutup hidung menjadi dilalah bagi menghindarkan bau kentut dan
       sebagainya.
(d)   Merahnya wajah menjadi dilalah bahwa orang itu sedang marah atau
Malu. Maksudnya, yang menentukan demikian itu adalah bukan akal tetapi tabiatnya memang demikian. 
·         Dilalah Ghairu Lafzhiyah Wadh’iyah
Dilalah (petunjuk) bukan berupa kata atau suara yang dengan sengaja dibuat oleh manusia untuk suatu  isyarat atau tanda berdasarkan kesepakatan. Maksudnya yang menentukan bukanlah akal dan bukan  tabiat manusia, tetapi memang sengaja dibuat oleh sekelompok manusia.
Contoh:
(a)    Secarik kain hitam yang diletakkan di lengan kiri orang Cina adalah dilalah bagi kesedihan/duka cita, karena ada anggota keluarganya yang meninggal.
(b)   Bendera kuning dipasang di depan rumah orang Indonesia pada umumnya, menggambarkan adanya keluarga yang meninggal.
(c)   Menganggukan kepala (orang Indonesia) menunjukkan “ iya” (bersedia/menyetujui), sedangkan menggelengkan kepala menunjukkan ‘tidak” (menolak).
2.   Dilalah Lafzhiyah
 كان الدال فيها لفظا او صوتاما
      Dilalah lafzhiyah adalah Petunjuk yang berupa kata atau suara. Dilalah ini terbagi  menjadi tiga bagian :
·       Dilalah Lafzhiyah ‘Aqliyah, yaitu
ما كان الدال فيها عقلا
      Dilalah (petunjuk) yang dilalah (tanda) yang berdasarkan akal pikiran (rasional).
      Contoh:
(a)    Suara teriakan di tengah hutan menjadi dilalah bagi adanya manusia di
sana.
(b)    Suara teriakan ‘Maling’ di sebuah rumah menjadi dilalah bagi adanya
maling yang sedang melakukan pencurian.
·         Dilalah Lafzhiyah Thab’iyah, yaitu
ما كان الدال فيها عرضا طبيعيا .
      Dilalah (tanda) yang besifat alamiah atau pembawaan.
      Contoh :
(a)     Suara “aduh” (rintian) menunjukkan rasa sakit .
(b)    Suara “Waw” menujukkan rasa terkejut.
·         Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah, yaitu
ما كان الدال فيها وضعا اصطلاحا
Dilalah (petunjuk) yang berupa kata yang ditunjukkan untuk suatu makna  tertentu. Dan dengan sengaja dibuat oleh manusia untuk suatu isyarat atau tanda (apa saja) berdasarkan kesepakatan bersama.
          Contoh:
(a)    Petunjuk lafadz (kata) kepada makna (benda) yang disepakati:
(b)    Orang Sunda, misalnya sepakat menetapkan kata Cau menjadi dilalah bagi Pisang.
(c)    Orang Jawa, misalnya sepakat menetapkan kata Gedang menjadi dilalah bagi Pisang.
(d)   Orang Inggris, misalnya sepakat menetapkan kata Banana menjadi dilalah bagi Pisang.
    Dilalah (tanda) yang menjadi obyek pembahasan dalam ilmu mantiq adalah Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyyah (tanda yang berbentuk kata yang bersifat penetapan).

C.  MACAM-MACAM DILALAH LAFDZIYAH WADH’IYAH
Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah dibagi menjadi tiga:
1.      Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Muthabaqiyah, yaitu
دلالة اللفظ على تمام معناه الموضوع له
Dilalah lafadz (petunjuk kata) pada makna secara keseluruhan.
            Contoh:
(a)    Kata rumah memberi petunjuk (Dilalah) kepada bangunan lengkap yang terdiri dari dinding, jendela, pintu, atap dan lainnya, sehingga bisa dijadikan tempat tinggal yang nyaman. Jika anda  menyuruh seorang tukang membuat rumah, maka yang dimaksudkan adalah rumah secara keseluruhan , bukan hanya dindingnya atau atapnya saja.
(b)   Seorang murid bertanya kepada gurunya : “ Pak, rokok itu apa? “
Pak guru menjawab : “ Rokok ialah tembakau yang digulung dengan kertas. “
Rokok diartikan dengan tembakau yang digulung dengan kertas, adalah tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 
2.      Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Tadhammuniyah, yaitu
دلالة اللفظ على جزء معناه الموضوء له
Dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada bagian-bagian maknanya, artinya hanya sebagian dari lafadz saja,bukan secara keseluruhan.
            Contoh:
(a)    Jika anda, misalnya menyuruh tukang memperbaiki rumah maka yang anda
maksudkan bukanlah seluruh rumah, tetapi bagian-bagiannya yang rusak saja.
(c)    Jika anda meminta dokter mengobati badan anda, maka yang dimaksudkan
adalah bagian yang sakit saja.

3.      Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Iltizamiyah, yaitu
دلالة اللفظ على شيء خارج عن معناه لازم له
Dilalah lafadz (petunjuk kata) kepada sesuatu yang di luar makna lafadz yang disebutkan, yang merupakan keharusan bagi sesuatu tersebut.Dapat juga dikatakan sesuatu di luar kandungan maknanya, tetapi terikat amat erat terhadap makna yang dikandungnya.
      Contoh: Seorang anak bertanya pada ibunya : “Bu, sambal itu apa?”
                    Ibunya menjawab : “sambal Itu suatu yang pedas yang menambah
                    enaknya makanan. “kata sambal” diartikan “pedas” itu kurang tepat
                    dengan keadaan yang sebenarnya. Tapi pedas itu pasti ada pada
                          sambal.        
            Pengertian sambal artinya lombok/cabai/merica dan bahan-bahan lain (seperti garam, terasi, dan 
      lain-lain) yang diulek (dilembutkan dengan alat khusus untuk membuat sambal). Dan semua 
      makanan  yang ada lombok/cabai atau mericanya tentu pedas. Jadi adanya cabai atau
      merica itu memastikan adanya pedas.



image

'Arabiyah Yes

Blogger & Student

Hanya seorang manusia biasa yang mencoba menekuni dunia blogging dan mempelajari bahasa Arab.

8 komentar:

  1. Sangat bermanfaat.kalo bisa Tambahkan referensi pengambilan ta'rif

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfaat. Teruslah menyebarkan ilmu bagaimanapun caranya. Terima kasih

    BalasHapus
  3. Artikel yang bagus, Semangat terus dalam menulis

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah terimakasih penjelasannya sangat bermanfaat.terus sebarkan ilmu Yach

    BalasHapus
  5. terima kasih. sangat bermanfaat ustadz

    BalasHapus