Senin, 14 November 2016

Metode Eklektik

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah)
       Electic dapat diartikan campuran atau gabungan, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan). Metode Electic  yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode Direct  dengan metode grammar-translation bahkan dengan metode reading sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran.                  
      Yang dimaksud gabungan di sini tentu saja bukan menggabungkan semua metode yang ada sekaligus, melainkan lebih bersifat “tambal sulam”, artinya suatu metode tertentu dipandang dapat mengatasi kekurangan metode yang lain. Walaupun setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, namun tidak berarti semuanya dapat digabungkan sekaligus, sebab menggabungkan di sini sesuai kebutuhan atas dasar pertimbangan tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, kemampuan pelajar, bahkan kondisi guru. Yang cocok dilakukan dalam hal ini adalah memanfaatkan kelebihan metode tertentu untuk mengatasi kekurangan metode tertentu.    
وقد عرفت بومباس هذه الطريقة بأنها "طريقة المعلم الخاصة التي يستفيد فيها من كل عناصر الطرق الأخرى التي يشعر أنها فعالة، وهذه الطريقة عادة ما تتغير مع كل فصل وكل مهارة جديدة، ومع كل تغير أو إضافة جديدة لمعلومات المدرس ومهاراته وخبراته، ويمكن للمعلم أن يطلق عليها أي اسم يشاء أو الاسم الذي يختاره.
    Metode eklektik ini merupakan campuran dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode Direct dan metode Grammar-Translation, proses pengajaran lebih banyak ditekankan pada kemahiran bercakap-cakap, menulis, membaca, dan memahami pengertian tertentu. Melalui metode ini siswa banyak diberi latihan-latihan misalnya; latihan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dapat dilakukan sesama (per individu atau per kelompok) di antara siswa, atau guru dengan siswa. Tema percakapan tentunya tidak ditetapkan secara ketat, artinya siswa bebas bercakap-cakap dalam bahasa asing itu apa saja (sesuai dengan perbendaharaan kata-kata yang telah mereka kuasai) setelah metode percakapan ini dilakukan beberapa menit dalam membaca (reading) atau mendengarkan (listening). Sangat menarik jika metode listening dan reading ini memakai alat peraga seperti video atau radio kaset dapat dan menyimak langsung proses bacaan/percakapan yang ada di layar video atau di radio kaset.                                        
     Dalam prakteknya metode eklektik ini dapat diterapkan oleh seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan yang baik dan kesungguhan dalam mempraktekkan metode ini. Hal ini dikarenakan kemampuan guru dalam menguasai bahasa asing itu sendiri perlu latihan-latihan praktek terus agar lancar berbicara aktif dan mampu menguasai metode direct/percakapan, tidak lemah dalam tata bahasa/grammarnya, atau kedua-duanya dapat dikuasai dengan baik serta aktif dalam translation dan seterusnya. Jadi mestilah seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkannya secara bervariasi di kelas secara bersungguh-sungguh.   
                         
B.    Latar Belakang Munculnya Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah)
        Metode eklektik ini lahir berawal dari ketidakpuasan terhadap metode lain atau metode sebelumnya, akan tetapi pada waktu yang sama metode itu terjebak dalam kelemahan yang dahulu menjadi penyebab lahirnya metode yang dikritiknya. Metode-metode datang silih berganti dengan kekuatan dan kelemahan yang dahulu menjadi penyebab lahirnya metode yang dikritiknya. Metode-metode datang silih berganti dengan kekuatan dan kelemahan yang silih berganti pula.                                       
Pada sisi lain pengajaran bahasa asing pasti menghadapi kondisi objektif yang berbeda-beda antara satu negara dengan negara yang lain, antara satu kurun waktu dengan kurun waktu yang lain. Kondisi objektif itu meliputi tujuan pengajaran, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana dan lain sebagainya.             Berdasarkan kenyataan di atas, muncullah metode eklektik yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Di dalam bahasa Arab   metode ini disebut dengan beberapa nama yaitu:                            الطريقة الإنتقائية، الطريقة المختارة، الطريقة التوفيقية، الطريقة المزدوجية،و الطريقة التوليفية.
Munculnya metode eklektik ini merupakan kreativitas para pengajar bahasa asing untuk mengefektifkan proses belajar mengajar bahasa asing. Metode ini juga memberi kebebasan kepada mereka untuk menciptakan variasi metode sesuai dengan tujuan pembelajaran.

C.     Asumsi Metode Eklektik    (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah)  
   
وقد نبعت فلسفة هذه الطريقة من أنّ لكل طريقة محاسنها التي تفيد في تعليم اللغة، ولا توجد طريقة مثالية
 تخلو من القصور، وطرق التعليم تتكامل فيما بينها ولا تتعارض، وليس هناك طريقة جميع الأهداف
والطلاب والمدرسين والبرامج. وتأتي الطريقة الإنتقائية لتستفيد من إيجابيات الطرق السابقة.
الملامح والافتراضات:
1. كل طريقة في التدريس لها محاسنها ويمكن الاستفادة منها في تدريس اللغة الأجنبية.
2. لا توجد طريقة مثالية تماما  أو خاطئة تماما، ولكل طريقة مزايا وعيوب.
3. لا توجد طريقة تدريس واحدة تناسب جميع الأهداف وجميع الطلاب وجميع المعلمين  وجميع
    أنواع برامج تدريس اللغات الأجنبية.
4. من الممكن النظر إلى الطرق السابقة على أساس أن بعضها يكمّل بعضا لا على أساس أنها
    متعارضة أو متنا قضة.
5. المهم في التدريس هو التركيز على المتعلم وحاجاته، وليس الولاء لطريقة تدريس معينة
   على حساب حاجات المتعلم.
6. على المعلم أن يشعر أنه حر في استخدام الأساليب التي تناسب طلابه فمن الممكن أن يختار
    المعلم من كل طريقة الأسلوب أو الأساليب التي تناسب حاجات طلابه وتناسب الموقف
    التعليمي الذي يجد المعلم نفسه فيه. 
D.    Karakteristik Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah)
1.    Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
2.    Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice), membaca keras (reading aloud), dan tanya jawab.
3.    Dalam metode ini, juga terdapat latihan menerjemahkan pelajaran gramatika secara deduktif.
4.    Digunakan alat-alat atau audiovisual.

E.   Langkah-langkah Penggunaan Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah)
        Menggunakan metode gabungan dalam pengajaran bahasa asing adalah memanfaatkan kebaikan metode tertentu untuk mengatasi kekurangan metode tertentu. Misalnya, seorang guru bermaksud melatihkan kemampuan berbicara sekaligus kemampuan memahami teks bacaan dan kaidah gramatika, maka ia dapat mengkolaborasikan metode langsung (al-thariqah al-mubasyirah/direct method) dengan metode kaidah & terjamah (thariqah al-qawaid wal tarjamah/grammar translation method) ditambah metode membaca (thariqah al-qira’ah/reading method).                              
        Metode langsung “mengharamkan” penggunaan bahasa pelajar sehari-hari dalam pengajaran bahasa asing (sebut saja bahasa ibu dan kedua) sebagai pengantar pelajaran dan kegiatan penerjemahan ke dalam bahasa pelajar sehari-hari. Dalam pandangan metode ini penggunaan bahasa sehari-hari dan terjemahan dapat mengganggu keberhasilan, sebab tidak mendidik para pelajar untuk disiplin menggunakan bahasa asing yang dipelajari secara langsung. Padahal jika dilihat dari sudut pandang yang lain larangan ini justru membuat metode ini tidak maksimal dalam mengajarkan bahasa asing, sebab dalam hal-hal tertentu para pelajar bahasa asing tetap memerlukan bahasa sehari-hari atau terjemahan. Ini akan terjadi ketika diajarkan kata-kata atau kalimat yang sama sekali tidak bisa diragakan, digambarkan, atau ditunjukkan ke alam nyata.                                                                                                                                                                    
      Dalam hal lain metode langsung juga tidak menghiraukan kaidah gramatika, sebab menurut pandangannya analisa kaidah gramatika akan mengganggu pelajar dalam belajar bahasa asing. Padahal dalam hal-hal tertentu pelajar sangat membutuhkan analisa kaidah secukupnya. Ini juga merupakan sebuah kelemahan jika ditinjau dari sudut lain, sebab bagaimanapun yang namanya bahasa tidak terlepaskan dari kaidah gramatika, justru penggunaan kaidah ini dapat membuat bahasa menjadi tersusun rapi. Maka dapat diatasi dengan metode kaidah dan terjemah. Dalam hal lain kemampuan membaca di dalam metode langsung diberi porsi sangat sedikit, padahal kemampuan memahami bacaan juga sangat diperlukan dalam belajar bahasa asing. Maka ini bisa diatasi dengan metode membaca dan seterusnya.               
          Seperti metode lain, langkah yang bisa digunakan untuk menggunakan metode ini fleksibel. Misalnya langkah yang ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
a.    Pendahuluan, sebagaimana metode-metode lain
b.    Memberikan materi berupa dialog-dialog pendek, dengan tema kegiatan sehari-hari secara berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi, atau gambar-gambar.
c.    Para pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu menirukan dialog-dialog yang disajikan sampai lancar.
d.    Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-temannya secara bergiliran.
e.    Setelah lancar menerapkan dialog-dialog yang telah dipelajari, mereka diberi teks bacaan yang temanya berkaitan dengan dialog-dialog tadi. Selanjutnya guru memberi contoh cara membaca yang baik dan benar, diikuti oleh para pelajar secara berulang-ulang.
f.    Jika terdapat kosakata yang sulit, guru memaknainya mula-mula dengan isyarat, atau gerakan, atau gambar, atau lainnya. Jika tidak mungkin dengan ini semua, guru menerjemahkannya ke dalam bahasa pelajar.
g.    Guru mengenalkan beberapa struktur yang penting dalam teks bacaan, lalu membahasnya seperlunya.
h.    Guru menyuruh para pelajar menela’ah bacaan, lalu mendiskusikan isinya.
i.    Sebagai penutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan yang telah dibahas. Pelaksanaannya bisa saja secara individual atau kelompok, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika tidak memungkinkan karena waktu, misalnya, guru dapat menyajikannya berupa tugas yang harus dikerjakan di rumah masing-masing pelajar.
       Kemudian keterampilan menulis diajarkan sesuai tingkat kemampuan siswa, misalnya dengan melatih siswa terampil menulis dan menyusun kalimat-kalimat Arab sederhana dengan benar. Dengan tujuan tersebut, materi pelajaran dapat berkisar pada pola kalimat dan mufradat yang telah diajarkan pada hiwar, qawa’id dan qira’ah.
F.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah)
    Sebagai suatu metode yang mengombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan agar kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat dihindari. Sebaliknya guru dapat memaksimalkan keuntungan masing-masing metode tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang bersangkutan serta mempunyai pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan secara baik.
1.    Kelebihan Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah) :
•    Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan menarik.
•    Masalah perbedaan individu dan materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.
•    Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa.
•    Dapat digalakkan keaktifan siswa dalam belajar.
•    Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebih cepat.
•    Guru dapat menghidupkan suasana belajar dan mengajar di kelas.
•    Siswa bersemangat dalam belajar/tidak mudah jenuh.
•    Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.
2.    Kekurangan Metode Eklektik (ath-Thariqah al-Intiqa’iyyah) :
•    Alokasi waktu, kesediaan guru dan siswa hendaknya  terencana derngan baik.
•    Belum tentu semua guru sanggup menggunakan metode ini. Sebab penggunaan metode ini menuntut guru yang energik dan serba bisa. Demikian pula di pihak siswa, kegiatan yang terlalu bervariasi dapat menimbulkan kebosanan tersendiri bagi mereka.
•    Butuh waktu yang lama dibandingkan dengan menggunakan metode lain. Padahal waktu untuk materi pelajaran bahasa Arab relative sangat terbatas, terkecuali sekolah-sekolah tertentu.






image

'Arabiyah Yes

Blogger & Student

Hanya seorang manusia biasa yang mencoba menekuni dunia blogging dan mempelajari bahasa Arab.

0 komentar:

Posting Komentar